Selasa, 29 Mei 2012

TERIAK BUKAN KEMENANGAN, DIAM BUKAN KEKALAHAN

Elektabilitas seorang staf untuk dicintai oleh sekelilingnya tergantung dari hal - hal apa saja yang diciptakannya. Pola pikirnya, tata bicaranya, kreatifitasnya, dan pencitraanya. Titelisasi tidak terlalu berpengaruh saat hierarki tercipta karena prestasi. Seorang atasan akan selalu memiliki hati dan perasaan sehingga  pada suatu ketika seseorang atau beberapa staf yang memiliki iritabilita akan menganggap ini sebagai opportunity untuk menapaki kesan yang lebih baik dimata atasan atau teman sebaya. Suatu saat, memamerkan kebolehan dan kecakapan dianggap perlu karena aktualisasi menyebabkan pendewasaan terhadap pemikiran. Tapi tunggu sebentar ! Bagaimana dengan polah tingkah individu yang dinyatakan keras kepala dan susah diatur. Selalu menganggap yang lainnya bodoh dan kuno. Heran, di mas sekarang masih ada dedengkot kolotisasi yang selalu beranggapan bahwa pendapatnya adalah valid dan sempurna. Percayalah, staf yang superior adalah siapapun dia yang bisa menanggung dan meredam emosi serta perasaan saat terjadinya fluktuasi kondisi dan berubahnya situasi struktur  kepegawaian, seperti berubahnya atasan beberapa kali namun masih tetap bisa stay di posisi yang sama atau bahkan lebih nyaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar