Tim Sasar Wisata Disbudparpora Kab. Barito Utara baru-baru ini menyambangi salah gua sekaligus bukit yang cukup dikenal di masyarakat Barito Utara wilayah Kecamatan Teweh Timur. "Angah", tempat yang bisa dikatakan sebagai gua ataupun bukit. Setelah sampai di Desa Benangin (kurang lebih 4 jam dari pusat Kota Muara Teweh) kemudian kita harus mencapai wilayah Dukuh Kuari (kurang lebih 1 jam dari Desa Kuari menggunakan mobil). Perjalanan dilanjutkan bersama pemandu setempat, kita akan diantar untuk menyusur hutan menuju area Angah tersebut. Perjalanan menggunakan kaki sangat lumayan melelahkan. Logistik berupa air dan makanan instant perlu sekali dibawa. Walaupun jalan yang dilalui sering dilewati oleh penduduk setempat, namun belukar, dan pepohonan rimbun sering dijumpai. Hati-hati terhadap halimantek atau halimanja (bahasa dayak "lintah air dan lintah daun"). Untuk menghindarinya kita cukup membawa tembakau atau perasan air tembakau. Peralatan untuk menyebrangi sungai seperti tali juga harus dibawa. Karena kita harus menyebrangi 2 (dua) buah sungai kecil. Anehnya, saat mendekati lokasi, baterai HP dan baterai Kamera semua anggota tim low alias habis. Kami hanya sempat mengambil beberapa gambar saja.
Di dalam gua "Angah", terdapat berbagai jalan atau lorong gelap yang sangat luas. Bau kotoran kelelawar sangat menyengat. Binatang-binatang gua didinding gua cukup membuat kita terhenyak. Ukuranya yang jumbo dan menggelikan seperti lipan, belalang dan kecoa. Kemudian kami diajak ke lorong ujung tempat menuju bukit "Angah". Nah inilah nilai eksotis tempat ini. Bukit diatas gua, walaupun agak susah dan rumit, namun kami sampai juga di puncak bukit yang tak lain adalah atas dari gua angah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar